KARAKTER GIZI REMAJA PUTRI URBAN DAN RURAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

Image result for gambar gizi seimbang

Remaja putri mengalami percepatan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan remaja pria, karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi, seperti menstruasi dan kehamilan. Mereka memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal baru. Pengaruh yang paling besar berasal dari kelompok teman-teman sebayanya. Karena kurangnya pengetahuan di bidang gizi, sehingga munculah body image negatif dan perilaku makan yang belum sesuai dengan gizi seimbang. Remaja putri yang sehat tercermin dari karakter gizi yang sehat. Salah satu yang utama adalah karakter gizi yang meliputi body image, pengetahuan gizi, perilaku makan, dan status gizi. Remaja putri merupakan periode kritis yang harus selalu dipantau kesehatannya. Alasan utama yang menjadi dasar adalah remaja putri akan menjadi seorang ibu yang melahirkan anak, sehingga diharapkan dapat dilahirkan anak-anak yang berkualitas dari ibu yang sehat.

Penelitian di Semarang tahun 2008, ada 25% remaja dengan jenjang pendidikan SMA, memiliki status gizi di bawah normal. Pada penelitian yang sama juga didapatkan data bahwa sebesar 48,9% remaja putri memiliki pengetahuan gizi yang kurang. Sebaliknya pada tahun 2011 berdasarkan hasil penjaringan peserta didik TA 2011/2012 pada remaja usia 16 tahun dari 16.579 anak, sebesar 3,71% berstatus gizi lebih (Aini, 2012). Akibat yang berlanjut ke depannya, status gizi lebih akan menjadi obesitas. Penelitian lain yang juga dilakukan di Semarang tahun 2013 pada remaja di salah satu Universitas swasta di Jawa Tengah menunjukkan bahwa 41 % remaja berstatus gizi tidak normal (Matin, 2013). Body image negatif atau persepsi citra tubuh yang buruk merupakan gangguan serius yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental, perilaku makan dan keterbatasan aktifitas fisik. Body image negatif dapat mendorong seseorang melakukan perilaku kontrol berat badan yang tidak sehat dan eating disorder. Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam penggunaan pangan. Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang, maka akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Dengan sikap dan perilaku makan yang kurang baik akan mengakibatkan status gizi yang kurang bagi remaja tersebut. Sebuah provinsi terdiri dari daerah perkotaan (urban) dan daerah pedesaan (rural). Remaja yang tinggal dikedua wilayah tersebut tentunya memiliki karakter yang berbeda. Dalam kasus ini terkait dengan akses informasi, remaja urban lebih cepat melakukan akses terhadap informasi dibanding remaja yang tinggal di wilayah rural, sehingga remaja urban lebih cepat menerima westernisasi yang sudah dijelaskan di atas dan lebih dahulu juga menjadi pengikutnya. Akan tetapi survei kualitatif singkat yang dilakukan pada beberapa remaja yang tinggal di rural, dengan bekal berupa alat komunikasi canggih seperti handphone, baik remaja urban maupun rural, memiliki idola yang sama yaitu artis cantik dengan tubuh super langsing. Akibatnya, terjadi penyimpangan karakter gizi pada mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan karakter gizi antara remaja urban dan remaja rural, dengan mengukur nilai body image, pengetahuan gizi dan perilaku gizi, serta menghitung status gizi masing-masing.

REFERENSI : KEMAS 11 (1) (2015) 43-52

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3463

Leave a comment